OPINI: GENERASI MILLENIALS & MASA DEPAN PERTANIAN INDONESIA

Rakyat Sulawesi OPINI: GENERASI MILLENIALS & MASA DEPAN PERTANIAN INDONESIA

LIVE STREAMING

RAKYAT SULAWRSI | Beberapa dekade terakhir issu regenerasi petani menjadi hangat, kenapa tidak sebahagian besar kaum muda yang saat ini lebih dikenal sebagai Generasi Millennials tidak tertarik atas sektor (pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan) karena dianggap sektor ini kurang prestisius dengan insentif kesejahteraan masih sangat rendah dibanding sektor lain.

Posisi Penting Generasi Millennials

Generasi Millennials atau biasa disebut generasi Y yang lahir periode 1980-an hingga 2.000 an. Generasi yang lahir dan hidup ditengah kecanggihan teknologi komunikasi & informasi. Generasi ini menjadi penting bagi sektor pertanian karena dikenal sebagai negara agraris dengan potensi sumber daya yang sangat besar, baik SDA maupun SDM.

Data BPS 2013 menyebutkan 61% petani telah berumur 45 tahun, berarti saat ini 2018 petani-petani tersebut sudah berumur 50-an tahun. Sehingga 15 tahun kedepan (tahun 2033) mereka sudah berumur 65 tahun yang artinya telah masuk kategori tenaga kerja kurang produktif. Sehingga diharapkan generasi Millennials bisa melanjutkan tongkat estapet pekerja pangan ini, sebab jika tidak hal ini akan menjadi ancaman nyata bagi ketersediaan pangan dan dunia sebab tanpa petani tidak akan ada makanan, no farmer no food.

Bagaimana agar Generasi Millennials tertarik disektor Pertanian?

Generasi millennials lebih tertarik pekerjaan dikota-kota besar dengan orientasi gaya hidup yang metropolis, setiap saat smart-phone dalam genggaman, hidup dipedesaan apalagi bertani secara konvensinal sepertinya sangat tidak menarik bagi mereka.

  Dinas PU Makassar Antisipasi Perubahan Cuaca Saat "Super Moon"

Tentu ini menjadi tantangan yang berat, karena pertanian kita saat ini secara umum masih konvensional, walaupun sebahagian kecil sudah ada yang bermetamorfosis menjadi petani modern yang menerapkan kecanggihan teknologi dengan tingkat produktivitas lahan menjadi tinggi, berbeda dengan pertanian konvensional.

Pertanian konvensional pada umumnya dikelolah oleh para petani berusia tua dengan pendidikan masih sangat rendah, penerapan paket budidaya masih belum maksimal sehingga produktivitas lahan masih rendah, jalur rantai distribusi pemasaran yang sangat panjang, sebahagian besar petani hanya menjual komoditi tanpa ada pengembangan industri pengolahan untuk memberikan keuntungan tambahan.

Pemerintah, lembaga pendidikan, praktisi, pemerhati pertanian & stakeholder lain harus terus mendorong agar pengelolaan Pertanian harus lebih creatif dengan inovasi teknologi yang mensejahterakan.

Intervensi pemerintah sangat diperlukan untuk membangun iklim yang dapat mendorong terbentuknya Petani Millennials. Pedesaan harus didekatkan dengan internet, akses infrastruktur harus dibuka selebar-lebarnya, mendorong peluang pasar komoditi dan turunannya yang menguntungkan dan dukungan atas regulasi yang bisa menumbuhkan iklim investasi disektor pedesaan. Pemerintah harus hadir disini, petani tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri.

Kesejahteraan Petani Menjadi Kata Kunci

Menurut hemat saya, ancama krisis petani akibat rendahnya minat kaum Millennials atas sektor Pertanian bisa diatasi dengan menjadikan “Investasi Pedesaan” jauh lebih produktif mensejahterakan, penguatan SDM dengan penerapan inovasi teknologi Pertanian yang modern, pemanfaatan teknologi informasi dan membuka akses pasar selebar-lebarnya, bukan hanya pasar lokal tetapi nasional bahkan pasar internasional. Colek Satoimo Sulawesi, ayoo Tanam Talas Jepang.

  Tarian Paduppa Sambut Kunjungan Kerja Kapolda Sulsel

Jika bertani bisa membuat seseorang menjadi jauh lebih sejahtera saya kira dengan sendirinya profesi ini bisa dibanggakan seperti petani dinegara-negara maju, menjadikan Petani & Pertanian tidak lagi identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan.

Jika iklim ini sudah terbentuk, optimisme atas kaum millennials kembali ke desa membangun perekonomian dari pinggir akan terwujud. Para sarjana dan kaum muda terdidik akan menjadikan pertanian sebagai jalan hidup, bukan menggeluti sektor ini karena keterpaksaan.

Terakhir, untuk memaksimalkan potensi sumber daya untuk kemajuan kawasan pedesaan maka diperlukan pelibatan para pelaku ekonomi disektor ini dengan menjadikan “collaboration multistakeholder” sebagai model pembangunan pedesaan untuk kesejahteraan petani dan kejayaan .

Saat Petani menemukan arah dan kita menemukan cara, maka Mari saling Menguatkan, Membesarkan dan Mendoakan !

Jika mau hidup sejahtera, jangan ragu untuk bertani. Bertani itu Keren!

Bahtiar Manadjeng
Sekertaris Umum PISPI (Persatuan Sarjana Pertanian )
BPW Sulawesi Selatan
Periode 2018-2023

Arti Sanes
Apa Arti Sanes? Lagu Kolaborasi Denny Caknan dan Guyon Waton yang Hits
Banjir New York Membuat Kota Lumpuh
150 Sekolah Harus Ditutup Akibat Banjir New York, Pemerintah Tetapkan Keadaan Darurat
Isi Tuntutan Demo September Hitam di Bandung
3 Tuntutan Mahasiswa pada Aksi Demo September Hitam di Bandung, Ada yang Lempar Bom Molotov
Kecelakaan di Tol Semarang-Solo sedang Dilakukan Evakuasi
Kecelakaan di Tol Semarang-Solo Terjadi Secara Beruntun, Melibatkan 6 Kendaraan dan Ada yang Tumpang Tindih
Cara Menghapus Semua File di Laptop Menggunakan Fitur Run
3 Cara Menghapus Semua File di Laptop Hingga Bersih Tanpa Tersisa
KA Jayakarta Tertemper Forklift di Cikarang, KAI Meminta Maaf Atas Keterlambatan
KA Jayakarta 218 Tertemper Forklift di Cikarang. Lokomotif Anjlok, tetapi Tidak Ada Korban Jiwa
Angel Di Maria Benfica Sumbangkan Satu-satunya Gol dalam Pertandingan Melawan FC Porto
Angel Di Maria Benfica Jadi Pahlawan, Berhasil Kalahkan Musuh Bebuyutan FC Porto
Dugaan Suap Wasit oleh Barcelona Menyeret Beberapa Petinggi CTA
Tok! Barcelona Bersalah Terkait Dugaan Suap Wasit Negreira, Petinggi Barcelona dan CTA Terseret
Polda Kalsel Lidik Dugaan Korupsi Rumah Dinas Wali Kota Banjarmasin
Polda Kalsel Lidik Dugaan Korupsi Rumah Dinas Wali Kota Banjarmasin
CCTV di TKP Anak Perwira TNI Ditemukan Tewas Mati Total
CCTV di TKP Anak Perwira TNI Ditemukan Tewas Mati Total