Rakyat Sulawesi | Pemerintah Kota Makassar sedang menjajaki rencana investasi proyek moda transportasi kereta ringan atau LRT di di dalam kota. Sejauh ini, voyager dari tiga negara, Australia, Korea Selatan, dan Jerman menyatakan ketertarikan untuk menjalin kerja sama permodalan.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, voyager dari Australia dan Korea Selatan udah lebih pernah melirik proyek LRT di Makassar. Belakangan, bank pemerintah Jerman, KFW Bank of German, turut menyatakan ketertarikan untuk menanam investasi.
Rencana itu disampaikan langsung perwakilan KFW, pas bertandang ke kediaman Wali Kota Makassar pada akhir Februari lalu. Ramdhan menawarkan proyek itu, sebagai solusi mengatasi kemacetan.
“KFW Bank termasuk tertarik untuk kerja sama bidang transportasi publik di wilayah Makassar. Proyek ini ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan sekaligus menaikkan layanan transportasi publik,” kata Ramdhan Pomanto, Senin, 4 Maret 2019.
Ia menyebut, LRT masuk dalam daftar sepuluh mimpi besar Makassar, atau top Ten Best Investments. Daftar ini diluncurkan pada 2018, sebagai daftar proyek besar yang bakal dibangun oleh Pemkot Makassar di masa yang akan datang.
Pada daftar itu, Pemkot termasuk berencana untuk proyek pembangunan kantor baru Balai Kota, stadion bertaraf internasional, pengelolaan resor berbasis danau, dan penataan kawasan permukiman pinggir sungai. Ada pula, penerapan parkir berbasis ‘hijau’, jaringan fiber optik terintergrasi, dan jalur tol layang.
Semua proyek itu, kata dia, ditargetkan saling terintegrasi satu sama lain. Tujuannya untuk dimanfaatkan demi kepentingan penduduk Makassar. “LRT masuk top ten investment kita. Salah satunya termasuk extra Balai Kota, yang kami udah rencanakan ada stasiun kereta di situ, jadi nyambung,” ucap Danny.
Terpisah, Kepala Bagian Perekonomian dan Kerjasama Pemkot Makassar Najiran Syamsuddin mengatakan, pihaknya masih pertimbangkan tawaran kerja sama voyager dari tiga negara. Berikutnya, pada Juni 2019, Pemkot bakal menjadi memberitakan lebih lanjut soal proyek LRT kepada masyarakat.
Saat ini Pemkot termasuk masih menanti beragam dasar hukum yang dibutuhkan untuk pembangunan proses kereta LRT. Termasuk soal mekanisme pengelolaan dana dari lembaga internasional. “Bulan enam udah bakal lakukan desiminasi apa saja yang terlalu dibutuhkan dari proses kereta di Makassar,” kata Najiran.
Pemkot Makassar tak hanya membahas potensi kerja sama dengan tiga negara di atas. Untuk pengembangan LRT, Pemkot termasuk mengakses kesempatan investasi dari Bank Pembangunan Asia (ADB). Sebelumnya, sembilan dari 12 Direktur ADB udah singgah ke Makassar dan memandang sepuluh program investasi Pemkot.
“Semua miliki peluang, jikalau KFW Bank merupakan funding Komisi Eropa tetapi ADB di Asia. Tapi jikalau ADB prosesnya mampu lebih cepat, dikarenakan hibah langsung tersalurkan ke kota penerima tanpa tender.”|**