Luwu Utara l Rakyatsulawesi.com – Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara(Lutra), Sulawesi-Selatan merupakan daerah penghasil kakao terbesar di Sulsel.
Potensi ini belum digarap secara optimal oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat hanya menjual biji kakao yang telah difermentasi dan tidak mengolahnya menjadi produk lain yang bernilai tambah. Apalagi, dengan bagian kakao lainnya seperti daging buah dan kulit kakao.
Kedua bagian ini tidak banyak dimanfaatkan dan hanya berakhir menjadi sampah atau limbah.
Hal tersebut juga terjadi pada petani kakao di Desa Toradda yang dinakhodai Halim Muh Nasir S.Sos, Kecamatan Masamba. Desa Toradda’ sebagai salah satu produsen kakao di Bumi Lamaranginang. Desa tersebut banyak menghasilkan kakao, namun produksi kakaonya masih tertinggal terutama dalam inovasi pengolahan kakao karena kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) yang terbatas.
Dengan keprihatinan atas fenomena itu, Kepala Desa Toradda’ bersama PKK dan KKN-PKM Angkatan I Universitas Muhammadiyah Palopo, menggelar pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam usaha kecil menengah dari kulit kakao dibuat keripik, untuk mencoba mengoptimalisasikan potensi agrobisnis kakao melalui pengembangan produk sampingan kakao dari kulit dibuat keripik.
“Inovasi ini atas inisiatif Kepala Desa Toradda bersama Ketua TP PKK Desa Toradda’ bersama Mahasiswa KKN untuk melatih para ibu-ibu di Desa untuk meningkatkan taraf ekonomi rumah tangga,” ucap Halim Muh Nasir pada media ini, Kamis(1/8/2019).
Camat Masamba, Ari Setiawan dalam sambutannya mengatakan bahwa kripik dari kulit kakao ini merupakan inovasi kreatif terbaru di Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara.
” Sebelumnya kulit kakao itu adalah sampah, limbah dan bisa dijadikan pupuk kemvali ketanamsn kakao atau tanaman lainnya, ternyata kulit kakao juga bisa menjadi bahan makanan ringan yang banyak faedahnya,” terang Ari.
Ari menambahkan ini betul-betul inovatif untuk warga desa dan menjadi program kedepan untuk kita kembangkan, tapi semya itu harus melalui pemeriksaan dari BPOM dalam produk itu untuk aman dari kesehatan untuk dikonsumsi,” terang Camat Masamba.
Sementara itu, Kades Toradda’ Halim Muh Nasir bahwa program ini adalah upaya untuk pemberdayaan ekonomi warga Toradda’, karena selama ini petani kakao hanya menjual biji kakao yang sudah difermentasi saja sehingga keuntungan yang diperoleh tidak begitu besar.
Melalui program One Village One Product ini Pemdes Toradda’ memberikan pendampingan pengolahan limbah kakao menjadi produk yang bernilai ekonomis pada ibu-ibu PKK dan masyarakat.
Dalam pelatihan pengolahan limbah kulit kakao menjadi produk keripik dengan rasa original, balado dan rasa jagung.Dan pelatihan ini didukung oleh KKN Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palopo angkatan I tahun 2019.
” Dengan pemberian pelatihan pengolahan kulit kakao diharapkan bisa menciptakan sumber daya manusia kreatif, terampil, dan inovatif dalam pengembangan produk kakao. Dengan begitu, kedepan masyarakat dapat mengembangkan berbagai produk olahan kakao secara mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, dan melalui hasil olahan limbah kakao tersebut juga diharapkan dapat mendongkrak potensi agrowisata dan agribisnis di Kecamatan Masamba,” pungkas Halim panggilan akrab Kades Toradda’.
Laporan (Rakyatsulawesi.com)