LUWU UTARA I Satu Kecamatan di Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara(Lutra), yang masih terisolir di pegunungan Kambuno dan masih kental adat budayanya. Dan Kecamatan Rampi ini masyarakatnya masih kental dengan adat, ramah tamah dan sopan serta menjunjung tinggi derajat dan iman.
Oleh sebab itu, jurnalis media ini tertarik menyusur hutan belantara, lembah yang terjal dengan jalanan yang ekstrim bersama tukang ojek dia langganan hanya untuk menyusuri oerkembangan pembangunan di Kecamatan yang berada di pegunungan Kambuno yang masih terisolir. Untuk sampai kesana, ada dua alternatif, naik pesawat Susi Air atau jalan darat yang masih jauh dari kata baik.
Kecamatan Rampi merupakan salah satu dari sekian banyak lembah yang terdapat didaerah pegunungan yang di Sulawesi-Selatan, dan tepatnya berada dikaki gunung perbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan yang bernama gunung ‘ MORAOA’.
Menyusuri Rampi banyak yang menarik dengan kekayaannya didalam tanah yakni, Emas dan lain-lainnya, namun budaya dan adat Rampi ada gejala akan terancam hilangnya atau punahnya budaya dan adat Tana Rampi denfan dikenal Ada Woi’ Rampi, karena ada beberapa penyebab atau faktor.
Faktor yang akan menyebabkan punahnya Ada Woi Rampi ini dimana banyaknya suku Rampi yang meninggaljan kampung halamannya dan tinggal menetap dibeberapa daerah di provinsi Sulawesi Tengah, sehingga mengikuti budaya atau adat didaerah itu, dan setelah ada yang kembali kedaerah Rampi, mereka akan cenderung memakai adat yang dipakai didaerah Sulawesi Tengah tempat mereka berdomisili sebelumnya.
Selain itu juga banyaknya putra-putri Rampi yang nikah dengan perjaka dan gadis lain diluar orang Rampi, sehingga gejala ini juga mempengaruhi,” tutur Tokey Tongko(Ketua Adat wilayah Rampi) sekarang ini, Paulus Sigi.
BERSAMBUNG…. KE EDISI 2(Rakyatsulawesi.com)